Senin, 12 Juli 2010

PERJUANGAN DAN KESABARAN

Pada sajiaan profil wirausaha kali ini, kita tampilkan sosok sederhana, seorang hamba Allah yang sholeh, seorang berpendidikan Agama Islam yang dengan sabar dan tawakal menunaikan tugas pokoknya dengan ikhlas, disiplin dan penuh tanggungjawab
Dialah Bapak Kyai Sabar, guru Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN ) Seyegan di dusun Watukarung , Kelurahan Margoagung Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman Yogyakarta. Sekaligus pendiri Pondok Pesantren “Ashobru Minal Iman” yang artinya sabar itu setengah iman.
Beliau lahir di sleman, 12 Mei 1963 tepatnya di dusun gentian, sidoagung, godean, Sleman 200 meter sebelah timur pasar godean. Pendidikan PGA dilalui selama 4 tahun, lulus tahun 1985 pada saat itu beliau tinggal di pondok pesantren Mlangi timur, Nogotirto, Gamping, Sleman. Pendirinya KH Wafiruddin (Almarhum) kemudian melanjutkan di PTII (Purworejo) Sampai sarjana muda. Beliau tinggal di pondok pesantren Roudhothul thulab Berjan, Purworejo dan lulus tahun 1990
Pada perjalanan menempuh ilmu di PTII, pada tahun 1987 karena seringnya pulang balik, Yogya –Purworejo ketemu dengan kembang desa bernama Ngatinem lahir pada 8 Agustus 1968. “Witing tresno jalaran seko kulino” sekarang jadi istrinya. Pak Sabar dengan istrinya hidup rukun dengan dikarunia dua putra yaitu sholikhul Abaor (22 tahun ) yang sekarang sedang menempuh skripsi di STIKES Yogyakarta dan Muh Saiful Anwar (13 Tahun, sekarang sedang belajar di MTsN Godean kelas VII.
Pada tahun 1990, pak sabar dengan dukungan istrinya , orang tuanya dan masyarakat sekitar mendirikan Pondok Pesantren yang bernama “Ashobru Minal Iman” semula dengan menempati rumah orang tuanya, pak sabar mengajar ± 150 santri . Pak Sabar membangun Pondok Pesantren di atas tanah dengan luas ± 325 m2 , dengan modal 7 Juta rupiah.Kemudian tahun 2002, mendirkan Diniyah dengan siswa sebanyak 150, waktu belajar sore hari, pembelajaran mengacu pada kurikulum madrasah yaitu fiqih, Al Quran dan tauhid
Dari satri 150 itu terdiri dari santri putra dan santri putrid. Kyai Sabar merasa terdorong untuk menberikan hal yang lebih, tidak sekedar pelajaran agama yang diberikan tapi juga kangkat menjadi wirausahaan. Pada tahun 1990 selain membangun pondok pesantren, juga menciptakan lapangan pekerjaan buat santri santrnya yaitu membuat genteng. Dengan modal 2 juta rupiah , Bapak Kyai Sabar mendidik santri-santrinya supaya bias hidup mandiri. Jadi kegiatan santri sehari-hari dari pagi sampai siang membuat genteng, sorenya mengaji hingga malam hari.
Pada tahun 1993 Bapak sabar dengan bekal sarjana muda mendaftar jadi PNS dan alhamdulillah diterima dan diangkat menjadi guru agama di Madrasah Tsanawiyah Negeri Seyegan. Sebagai guru Pak Sabar adalah sosol guru yang rajin dan sabar, seperti nama beliau. Dengan kesibukan pagi mengajar tugas pokoknya di MTsN Seyegan, sore hari mengajar Diniyah dan malam hari mengajar di Ponpes “Ashobru Minal Iman” karena kesibukan dan banyaknya santri, belaiau mengangkat santri-santri yang sudah senior untuk membimbing sebagai ustad dan ustadzah yang jumlahnya ada 21 orang antara lain:
- Ustad Slamet Riyanto sebagai kurikulum
- Ustad Adam Jazuli sebagai lurah pondok
- Ustad Sholikhul abroor Putra Kyai Sabar
- Ustadzah Nur Hayati
- Ustadzah Siti kholifah

Dengan santri dari berbagai penjuru yaitu Palembang, Jambi, Magelang, Ponorogo (jatim ), Jakarta, dan sebagainya tapi mayoritas dari Yogyakarta. Sekarang ini jumlah santri sekitar 200 orang selain kurikulum agama, Pak Sabar juga membimbing santrinya dengan mendirikan kesenian Hadroh. Santri-santri yang berbakat dipercaya untuk meminpin, antara lain Misbah, Uswathun dan Nur Hamid.
Jadi kegiatan santri di ponpes “Ashobru Minal Iman” memang padat sekali setiap pagi sampai dengan siang para santri membuat genteng di halaman rumah Bapak Kyai Sabar Sorenya belajar diniyah bagi anak –anak dan ada yang langsung sampai malam belajat di ponpes “Ashobru Minal Iman” Kegiatan setiap haru dan malam ada pengajian mingguan, lapanan, dan khusus semaanan Al Quran dan mujahadah di laksanakan setiap ahd kliwon
Pada tahun 2001 melanjutkan kuliah dengan mengambil di STAIN yang berada di Surakarta dan lulus tahun 2003 menyelesaikan kesarjanaannya dengan mendapat gelar Sarjana Agama. Untuk mengembangkan usahanya beliau sebagai anggota KPRI KIPAS yang aktif, mengajukan pinjaman modal usah (PMU), untuk menmbah modal usaha genting dan membuka toko kelontong di rumahnya untuk kesibukan istrinya. Dengan modal 2 juta rupiah pada waktu itu, inves/ bulanan bisa mencapai 5 juta rupaih, Sehingga penghasilan pak sabar dn istrina sebagai sampingan 9 juta rupiah tiap bulan karena tugas pokoknya sebagai guru di MTsN Seyegan yang sekarang sebagai wakil kepala urusan kesiswaaan.
Sebagai anggota KPRI KIPAS , Pak Sabar rajin mengambil PMU, pada bulan April tahun ini mengambil untuk memperlancar usahanya membeli sebuah kendaraan roda empat, karena selain untuk transportasi usahanya, sering juga hadroh yang dipimpinnya di minta untuk mengisi acara diluar, sehingga transportasi sudah menjadi kebutuhan yang harus ada. Suka duka dalam mengarungi kehidupan adalah dinamika dan romantika yang mesti dialamai oleh setiap orang apalagi yang namanya wiraswastam gangguan, cobaan rintangan pasti ada . Dengan berbekal jiwa yang ulet tahan uji, pantang menyerah di dukung semangat yang tinggi dan keyakinan yan kokoh bahwa sesudah ada kesulitan pasti datang kemudahan. Selain itu karena di dampingi istri setia, maka beliau berhasil mewujudkan cita-citanya untuk beribadahm segala ikhtiar yang dilandasi niat ibadah, insyah Allah akan mendapat pahala dunia akhirat.
Meskipun Bapak Sabar sudah sukses dalam membina Pondok Pesantren , rumah tangga, beliau tetap tawadhu, ramah kepada siapa saja dan gemar menolong kepada sesama. Itulah sebabnya mungkin Tuhan senantiasa menjaga harta dan kehormatannya, dengan rejeki yang barokah dan keluarga sakinah mawadah wa rohmah.
Sebagai seorang PNS beliau senantiasa bisa menyisihkan waktunya untuk berdakwah dimana saja untuk yang membutuhkan. Demikian Sepintas sosok hamba Allah yang oleh Allah diberi Amanah menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) , kyai dengan santri 2000 putra dan putri tapi juga dikaruniai jiwa wirausaha yang handal sehingga tugas-tugas itu dapat di embannya tetap harmonis bahkan senergis karena keberhasilan wirausahanya , santri-santrinya sangat mendukung kedudukannya sebagai guru agama islam (PNS) di kementerian Agama Kabupaten Sleman jadi Bapak Sabar dapat mengajar dan menggabungkan pembelajaran yang inovatif antara sekolah dan pondok pesantren. Pribadinya cukup dapat dijadikan sari tauladan, sesibuk apapun tuas sampingan tidak boleh mengorbankan tugas pokoknya yaitu sebagai guru di MTsN Seyegan.
Inilah sosok hamba Allah yang dapat diteladani sekurang-kurangnya oleh penulis dan siapa saja yang ingin meneladani.

0 komentar: