Senin, 12 Juli 2010

PERJUANGAN DAN KESABARAN

Pada sajiaan profil wirausaha kali ini, kita tampilkan sosok sederhana, seorang hamba Allah yang sholeh, seorang berpendidikan Agama Islam yang dengan sabar dan tawakal menunaikan tugas pokoknya dengan ikhlas, disiplin dan penuh tanggungjawab
Dialah Bapak Kyai Sabar, guru Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN ) Seyegan di dusun Watukarung , Kelurahan Margoagung Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman Yogyakarta. Sekaligus pendiri Pondok Pesantren “Ashobru Minal Iman” yang artinya sabar itu setengah iman.
Beliau lahir di sleman, 12 Mei 1963 tepatnya di dusun gentian, sidoagung, godean, Sleman 200 meter sebelah timur pasar godean. Pendidikan PGA dilalui selama 4 tahun, lulus tahun 1985 pada saat itu beliau tinggal di pondok pesantren Mlangi timur, Nogotirto, Gamping, Sleman. Pendirinya KH Wafiruddin (Almarhum) kemudian melanjutkan di PTII (Purworejo) Sampai sarjana muda. Beliau tinggal di pondok pesantren Roudhothul thulab Berjan, Purworejo dan lulus tahun 1990
Pada perjalanan menempuh ilmu di PTII, pada tahun 1987 karena seringnya pulang balik, Yogya –Purworejo ketemu dengan kembang desa bernama Ngatinem lahir pada 8 Agustus 1968. “Witing tresno jalaran seko kulino” sekarang jadi istrinya. Pak Sabar dengan istrinya hidup rukun dengan dikarunia dua putra yaitu sholikhul Abaor (22 tahun ) yang sekarang sedang menempuh skripsi di STIKES Yogyakarta dan Muh Saiful Anwar (13 Tahun, sekarang sedang belajar di MTsN Godean kelas VII.
Pada tahun 1990, pak sabar dengan dukungan istrinya , orang tuanya dan masyarakat sekitar mendirikan Pondok Pesantren yang bernama “Ashobru Minal Iman” semula dengan menempati rumah orang tuanya, pak sabar mengajar ± 150 santri . Pak Sabar membangun Pondok Pesantren di atas tanah dengan luas ± 325 m2 , dengan modal 7 Juta rupiah.Kemudian tahun 2002, mendirkan Diniyah dengan siswa sebanyak 150, waktu belajar sore hari, pembelajaran mengacu pada kurikulum madrasah yaitu fiqih, Al Quran dan tauhid
Dari satri 150 itu terdiri dari santri putra dan santri putrid. Kyai Sabar merasa terdorong untuk menberikan hal yang lebih, tidak sekedar pelajaran agama yang diberikan tapi juga kangkat menjadi wirausahaan. Pada tahun 1990 selain membangun pondok pesantren, juga menciptakan lapangan pekerjaan buat santri santrnya yaitu membuat genteng. Dengan modal 2 juta rupiah , Bapak Kyai Sabar mendidik santri-santrinya supaya bias hidup mandiri. Jadi kegiatan santri sehari-hari dari pagi sampai siang membuat genteng, sorenya mengaji hingga malam hari.
Pada tahun 1993 Bapak sabar dengan bekal sarjana muda mendaftar jadi PNS dan alhamdulillah diterima dan diangkat menjadi guru agama di Madrasah Tsanawiyah Negeri Seyegan. Sebagai guru Pak Sabar adalah sosol guru yang rajin dan sabar, seperti nama beliau. Dengan kesibukan pagi mengajar tugas pokoknya di MTsN Seyegan, sore hari mengajar Diniyah dan malam hari mengajar di Ponpes “Ashobru Minal Iman” karena kesibukan dan banyaknya santri, belaiau mengangkat santri-santri yang sudah senior untuk membimbing sebagai ustad dan ustadzah yang jumlahnya ada 21 orang antara lain:
- Ustad Slamet Riyanto sebagai kurikulum
- Ustad Adam Jazuli sebagai lurah pondok
- Ustad Sholikhul abroor Putra Kyai Sabar
- Ustadzah Nur Hayati
- Ustadzah Siti kholifah

Dengan santri dari berbagai penjuru yaitu Palembang, Jambi, Magelang, Ponorogo (jatim ), Jakarta, dan sebagainya tapi mayoritas dari Yogyakarta. Sekarang ini jumlah santri sekitar 200 orang selain kurikulum agama, Pak Sabar juga membimbing santrinya dengan mendirikan kesenian Hadroh. Santri-santri yang berbakat dipercaya untuk meminpin, antara lain Misbah, Uswathun dan Nur Hamid.
Jadi kegiatan santri di ponpes “Ashobru Minal Iman” memang padat sekali setiap pagi sampai dengan siang para santri membuat genteng di halaman rumah Bapak Kyai Sabar Sorenya belajar diniyah bagi anak –anak dan ada yang langsung sampai malam belajat di ponpes “Ashobru Minal Iman” Kegiatan setiap haru dan malam ada pengajian mingguan, lapanan, dan khusus semaanan Al Quran dan mujahadah di laksanakan setiap ahd kliwon
Pada tahun 2001 melanjutkan kuliah dengan mengambil di STAIN yang berada di Surakarta dan lulus tahun 2003 menyelesaikan kesarjanaannya dengan mendapat gelar Sarjana Agama. Untuk mengembangkan usahanya beliau sebagai anggota KPRI KIPAS yang aktif, mengajukan pinjaman modal usah (PMU), untuk menmbah modal usaha genting dan membuka toko kelontong di rumahnya untuk kesibukan istrinya. Dengan modal 2 juta rupiah pada waktu itu, inves/ bulanan bisa mencapai 5 juta rupaih, Sehingga penghasilan pak sabar dn istrina sebagai sampingan 9 juta rupiah tiap bulan karena tugas pokoknya sebagai guru di MTsN Seyegan yang sekarang sebagai wakil kepala urusan kesiswaaan.
Sebagai anggota KPRI KIPAS , Pak Sabar rajin mengambil PMU, pada bulan April tahun ini mengambil untuk memperlancar usahanya membeli sebuah kendaraan roda empat, karena selain untuk transportasi usahanya, sering juga hadroh yang dipimpinnya di minta untuk mengisi acara diluar, sehingga transportasi sudah menjadi kebutuhan yang harus ada. Suka duka dalam mengarungi kehidupan adalah dinamika dan romantika yang mesti dialamai oleh setiap orang apalagi yang namanya wiraswastam gangguan, cobaan rintangan pasti ada . Dengan berbekal jiwa yang ulet tahan uji, pantang menyerah di dukung semangat yang tinggi dan keyakinan yan kokoh bahwa sesudah ada kesulitan pasti datang kemudahan. Selain itu karena di dampingi istri setia, maka beliau berhasil mewujudkan cita-citanya untuk beribadahm segala ikhtiar yang dilandasi niat ibadah, insyah Allah akan mendapat pahala dunia akhirat.
Meskipun Bapak Sabar sudah sukses dalam membina Pondok Pesantren , rumah tangga, beliau tetap tawadhu, ramah kepada siapa saja dan gemar menolong kepada sesama. Itulah sebabnya mungkin Tuhan senantiasa menjaga harta dan kehormatannya, dengan rejeki yang barokah dan keluarga sakinah mawadah wa rohmah.
Sebagai seorang PNS beliau senantiasa bisa menyisihkan waktunya untuk berdakwah dimana saja untuk yang membutuhkan. Demikian Sepintas sosok hamba Allah yang oleh Allah diberi Amanah menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) , kyai dengan santri 2000 putra dan putri tapi juga dikaruniai jiwa wirausaha yang handal sehingga tugas-tugas itu dapat di embannya tetap harmonis bahkan senergis karena keberhasilan wirausahanya , santri-santrinya sangat mendukung kedudukannya sebagai guru agama islam (PNS) di kementerian Agama Kabupaten Sleman jadi Bapak Sabar dapat mengajar dan menggabungkan pembelajaran yang inovatif antara sekolah dan pondok pesantren. Pribadinya cukup dapat dijadikan sari tauladan, sesibuk apapun tuas sampingan tidak boleh mengorbankan tugas pokoknya yaitu sebagai guru di MTsN Seyegan.
Inilah sosok hamba Allah yang dapat diteladani sekurang-kurangnya oleh penulis dan siapa saja yang ingin meneladani.

KREDIT MICRO DI LINGKUNGAN TEMPAT IBADAH

1. Fungsi Ibadah Bagi Kehidupan Manusia
Kesadaran diri atas kebenaran keyakinan agama seseorang akan menuntun perilaku dan sikap mental seseorang dalam menunaikan tugas-tugas kehidupannya. Dia akan berjalan di atas jalan yang telah dipilihnya sebagai jalan kehidupan. Setiap gerak dan langkahnya akan dijiwai dan dituntun oleh ajaran agamanya. Dia memiliki pandangan yang jauh lebih dalam tentang makna kehidupan, bukan sekedar memenuhi kebutuhan masa kini tepat , tapi mempersiapkan masa depan bahkan kehidupan di alam uckhrowi.
Seorang hamba Allah yang taat terhadap ajaran agamanya, akan senantiasa berusaha melaksanakan syariat agama yang dianutnya, melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Bahkan memaknai kehidupan ini dengan ibadah, baik ibadah’am maupun ibadah khas. Dengan demikian ibadah mempunyai fungsi menuntun perilaku untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, jalan kehidupan untuk menggapai ridlo Sang Maha Pencipta. Dia sadar betul bahwa kehadirannya di dunia bukan keterdamparan yang tidak berarti, tapi kehadiran membawa misi membangun kemakmuran kehidupan di bumi. Oleh karena itu di samping ia rajin beribadah ia juga senantiasa berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencukupi kebutuhannya yang dibenarkan menurut tuntunan agamanya.

2. Pengaruh Ekonomi Bagi Kegiatan Warga Jamaah
Ada kaidah menyatakan “Kefakiran memperdekat pada kekafiran“ hal ini memberi pelajaran bahwa kondisi ekonomi yang serba kekurangan menjadikan manusia berputus asa, waktu dan tenaga terkuras habis untuk bekerja sekedar memenuhi hajat hidup sehari-hari. Ia tidak punya waktu untuk bertafakur, merenungi hakikat kehidupan dan dapat menjadikan lalai akan kewajiban terhadap agamanya. Jika kita melihat kenyataan sepinya jamaah sebuah musholla di waktu Subuh, Mahgrib maupun Isya, juga Dhuhur dan Ashar terutama di kampung-kampung, itu adalah akibat kelelahan fisik, dan kegersangan batin karena derita hidup yang disandangnya. Pengaruh ekonomi yang serba kekurangan menjadikan mereka kurang perduli terhadap pentingnya syiar agamanya. Mereka lebih mementingkan kenikmatan dunia dari pada kebahagiaan akhirat. Daya tarik untuk pergi ke tempat ibadah tidak ada, karena di situ tidak ditemukan kenikmatan duniawi sesaat yang ia butuhkan.
Sebaliknya kemapanan ekonomi dapat menjadikan seseorang memiliki cukup waktu melakukan kegiatan- kegiatan non ekonomi jika tak tergoda oleh kegersangan iman yang diisi oleh nafsu syaitoni dengan sifat pelit dengan kerakusan duniawi yang tak pernah berhenti.
Untuk itu dalam rangka membangun umat baik rohani maupun materi perlu kiranya mendirikan sebuah lembaga ekonomi mikro yang dapat menarik warga jamaah untuk hadir di tempat ibadah, kecuali untuk beribadah sekaligus suatu saat memerlukan dapat memanfaatkan jasa pelayanan lembaga ekonomi mikro untuk menopang usaha produktif melalui kredit mikro di tempat ibadah. Dengan arahan syariah, para warga diajak meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan agama dengan memanfaatkan tempat ibadah sebagai sentral kegiatan jamaah. Dengan fasilitas yang ada, jamaah dibimbing secara moral, sesuai ajaran agamanya dalam menangani kegiatan komersial. Sedikit demi sedikit perbaikan ekonomi rumah tangga diperbaiki seiring dengan peningkatan wawasan dan etos kerja melalui dialog maupun majelis taklim. Insya Allah perbaikan ekonomi dapat meningkatkan gairah beribadah sebagai ungkapan rasa syukur atas kenikmatan yang diperoleh lantaran giat dalam kegiatan berjamaah.

3. Membangun Ekonomi Melalui Kegiatan Jamaah
Telah banyak dilakukan kegiatan ekonomi di dusun-dusun sebagai kegiatan jamaah. Kegiatan tersebut berupa Koperasi, Arisan, Simpan Pinjam, Kredit Barang dll. Kegiatan tersebut ada yang semata-mata kegiatan ekonomi tapi ada juga yang dikemas dalam bentuk rapat / pertemuan yang diisi juga dengan kajian agama / pengajian / majelis taklim. Anggota lumayan banyak. Bahkan kegiatan amaliyah yang dilaksanakan dirumah- rumah secara bergilir, berjalan dengan baik. Tapi ketika dilaksanakan di tempat ibadah / Musholla / Masjid pengunjungnya berkurang banyak. Ini membuktikan bahwa kegiatan ibadah ditempat ibadah kurang diminati jika dibandingkan dengan kegiatan ibadah di tempat lain. Oleh karena itu timbul suatu idea melaksanakan kegiatan ekonomi ditempat ibadah. Bukan maksud kami membuka toko di Masjid atau jual beli sesuatu di masjid tapi memanfaatkan sebagian dari komplek tempat ibadah untuk membantu warga jamaah mengatasi kesulitan ekonomi atau membantu mengembangkan ekonomi warga jamaah. Kegiatan itu berupa pelayanan kredit mikro di tempat ibadah.

4. Kredit Mikro Dan Manfaatnya Bagi Jamaah
Sekarang ini banyak kita temukan lembaga ekonomi mikro seperti BMT, Kelompok Usaha Bersama, koperasi yang berada di kampung-kampung. Adapun lembaga ekonomi yang akan melayani kredit mikro di tempat ibadah dalam uraian ini adalah semacam Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) di lingkungan tempat ibadah. Lembaga ekonomi mikro ini banyak manfaatnya bagi warga diantaranya:
1. Mengamalkan ajaran Al-Quran (bagi muslim) tentang prinsip tolong-menolong, memberantas kemiskinan umat, mendorong kemajuan ekonomi mikro, mendidik orang Islam disiplin membayar hutang.
2. Menggali sumber modal dari aghniya, baik berupa hibah. Modal abadi, zakat, infaq, sodaqoh untuk kepentingan dhu’afa.
3. Menyalurkan ZIS kepada para mustahiknya.
4. Memakmurkan masjid dengan cara menarik warga untuk aktif kegiatan jamaah ( Prof Dr.H Buchori Alma:Menejemen Kredit Mikro )

5. Menejemen Kredit Mikro di Lingkungan Tempat Ibadah
Jika kita mengambil bentuk lembaga Baitul Mat wat Tamwil dalam membangun kegiatan ekonomi di lingkungan tempat ibadah, kita mengambil acuan sebuah buku kecil karya Prof.Dr.Buchori Alma yang berjudul “Menejemen Kredit Mikro Melalui BMT di Lingkungan Masjid” Terbitan alfabeta, Bandung Tahun 2005. Diantara uraian beliau dapat kami nukilkan sebagai berikut
5.1 Lembaga Baitul Mal
Lembaga ini menghimpun dana dari zakat, infaq, shodaqoh, serta modal pendiri atau modal abadi dari masyarakat di lingkungan masjid termasuk tokoh-tokoh masyarakat mungkin juga dari lembaga atau perorangan lainnya. Setelah terkumpul akan di atur penggunaannya secara produktif antara lain
- Dipinjamkan sebagai modal bergulir tanpa bunga, pengembalian bisa dicicil dan di harapkan para peminjam dapat berinfaq dari hasil usahanya ke Baitul Mal
- Yang berasal dari zakat dibagikan kepada mustahiq sesuai ketentuan
- Diberikan dalam bentuk pinjaman darurat kepada orang yang memerlukan
- Diberikan kepada nasabah untuk membayar hutang bagian asnaf zakat
Untuk mengelola Baitul Mal tentu diperlukan biaya. Lalu dari mana biaya itu jika pinjaman diberikan tanpa memungut biaya? Sebenarnya bukan tanpa dipungut biaya tapi tanpa dibebani bunga. Adapun untuk membiayai petugas diambilkan dari uang administrasi yang ditarik dari setiap peminjam yang besarnya diatur berdasarkan kebutuhan pengelolaan khususnya untuk membiayai pembuatan blangko-blangko, surat-surat dan sekedar honor pengelola. Yang diberi honor cukup petugas yang melayani warga sehari-hari. Sedang Pengurus bersifat pengabdian demi kepentingan warga masyarakat.

5.2 Teknis Operasional Baitul Mal
Lembaga ini mempunyai kantor di kompleks masjid atau tempat ibadah melayani warga sesudah sholat subuh dan magrib. Pengurus Baitul Mal terdiri dari Pelindung, Penasehat, Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara, Wakil Bendahara dan satu orang tenaga pembantu. Imbalan honor diberikan kepada petugas pembukuan / pelayanan kerja 2 kali seminggu dalam 2 waktu yaitu sesudah subuh ( Jam 05.00 – 06.00 ) dan sesudah magrib ( 18.00 – 19.00 )
Teknis pembukuan secara sederhana diperlukan formulir permohonan pinjaman, formulir pernyataan pinjaman yang disetujui suami / istri, Kartu hutang, buku piutang, buku kas harian Tabelaris yang lain dimana diperlukan

5.3 Menghindari Resiko Tak Terbayar
Intinya memang membangun kesadaran warga atas peran agama sebagai penuntun kehidupan. Oleh karena itu secara rutin para warga diberi pencerahan iman tentang kewajiban membayar hutang dalam bentuk pengajian, surat pernyataan, teguran juga nasihat. Membiasakan warga disiplin mengatur ekonomi, mencatat dan membelanjakan harta secara cermat dan bijak. Jika ternyata warga telah berusaha sekuat tenaga toh tidak juga mampu mengembalikan hutang sangat diperlukan kebijakan Pengurus melalui musyawarah untuk memberi bantuan baik melalui asnaf pembagian zakat atau dalam bentuk lain.
Demikian sekedar gambaran alternatif untuk membangun lembaga keuangan mikro di tempat ibadah di samping sebagai alat mengamalkan ajaran agama, juga sebagai daya tarik untuk mengikuti jamaah di masjid. Adapun jika diperlukan contoh-contoh kelengkapan administrasi BMT ini, dapat menghubungi penulis atau KPRI KIPAS. Silakan untuk mencoba semoga berhasil. Insya Allah. Tuhan memberkati. Amin.

HIDUP BERMANFAAT

Nabi Muhammad saw dan Siti Khadijah adalah pasangan hidup yang menjadi uswatun khasanah bagi umat manusia, karena beliau adalah Nabi terakhir yang diangkat oleh Allah SWT untuk membimbing dan menyelamatkan kehidupan manusia hingga akhir zaman, Muhammad dan Siti Khatijah, sepasang suami istri yang ini lain lagi, meskipun bukan Nabi tapi mereka pengikut setia, dan senantiasa mengamalkan ajaran-ajaran Rasulullah. Nama lengkapnya Muhammad Munir, seorang mantan Guru Pendidikan Agama Islam di wilayah Prambanan, yang tinggal di sebuah dusun, kurang lebih 5 Km disebelah selatan Candi Prambanan. Tepatnya di dusun Dinginan, Sumberharja, Prambanan.
Muhammad Munir beristrikan Siti Khatijah,BA keduanya adalah Guru Agama Islam. Ibu Siti KhotijahBA bertugas di TK Nurul Huda Serut, Kabupaten Gunung Kidul  7 tahun lagi akan menjalani pensiun
Keluarga Muhammad Munir, termasuk keluarga yang bahagia, meskipun mereka hidup bersahaja. Putra-Putri ada 5 orang terdiri dari 3 laki-laki dan 2 orang perempuan Mereka adalah 1. Nur Hidayati ( Sudah berkeluarga berputra 1), 2. Nur Sidig Arianto ( berkeluarga putra 1 anggota TNI AU tinggal di Halim, Jakarta ), 3. Isnaini Herawati ( Kerja di sebuah LPK),4. Khoiruddin Wahyu Antoro ( masih Kuliah di UNY ), 5 Andi Rusdiyanto (anggota TNI AU di Bandung )
Keluarga Munir, khususnya yang laki-laki semua gemar berolahraga terutama badminton, jiwa sportifitasnya kuat, punya dedikasi tinggi dan memiliki tekad yang bulat dalam meraih cita-citanya tapi mereka bersifat rendah hati. Si bungsu Andi mencapai prestasi tertinggi dalam pendidikan di TNI AU, ketika diwisuda menjadi anggota TNI AU. Ini hasil tempaan Pak Munir, telah dapat dirasakan manfaatnnya. Motto kehidupan keluarga Pak Munir “ Jadikanlah dirimu bermanfaat bagi kehidupan ini “ Pada bulan Ramadhon, beliau sering memanfaatkan sebagian produksi sapi perahnya untuk ta’jilan agar tetangga kiri kanan dapat pula ikut merasakan betapa segar dan nikmatnya susu perah produksinya.
Rumah tangga Pak Munir dibangun sejak tahun 1976, pada saat ini telah berjalan selama  27 Tahun senantiasa rukun-rukun saja, mereka saling menyayangi, bahu membahu, berbagi suka dan duka dalam kebersamaan.Kuliahpun dalam rangka meningkatkan ilmu dan pengetahuan, mereka saling memberi kesempatan. Bu Munir pernah kulah di UNCOK, sampai sarjana muda, Pak Munir juga, tetapi terpaksa berhenti ditengah jalan karena terbentur biaya, akhirnya Pak Munir memilih kursus tehnik elektronika. Dari hasil kursusnuya itu kini beliau mempunyai keahlian elektronika dan dapat digunakan untuk membantu memperbaiki TV, Radio dll milik tetangga maupun siapa saja yang berkenan minta tolong kepadanya. Ini tentu saja, merupakan tambahan penghasilan keluarga meskipun tidak seberapa, tapi memiliki nilai dan kepuasan tersendiri. Dengan demikian merasakan manfaat ilmu yang dimiliki untuk berbakti sesuai dengan motto kehidupannya “Hidup Bermanfaat “
Mereka mempunyai raket rusakpun Pak Munir sanggup dan bersedia membantu memperbaikinya. Banyak kenalan, tetangga, teman sanak saudara datang membawa raket rusak kembali dalam keadaan baik, dapat digunakan lagi karena jasa tangan trampil Pak Munir agar kehidupannnya lebih bermanfaat.
Banyak hal yang dilakukan oleh Pak Munir dalam melaksanakan darma baktinya dalam kehidupannya, semua dilakukan dengan ikhlas dan berkualitas, pantaslah Allah memberikan rezeki kepada keluarga Pak Munir karena jerih payah tersebut.
Jiwa wiraswasta ada pada dirinya, meskipun suami istri sudah punya penghasilan tetap sebagai PNS golongannya pun cukup tinggi, namun tetap saja mau berusaha lain, manfaatkan waktu-waktu diluar jam dinasnya untuk berkarya. Itu semua di jalani dengan senang hati, sehingga tidak terasa membebani bahkan menjadi semacam hobi, inilah sisi-sisi kebahagiaan yang dirasakan sebagai seorang hamba Allah yang merasa mempunyai hak untuk menikmati, indah dan lezatnya hidup di dunia. Lebih-lebih ketika berada dilapangan badminton, apalagi beliau mewakili organisasi atau intansi untuk menggapai prestasi, beliau melakukan dengan sungguh-sungguh sehingga tidak sedikit prestasi olah raga yang telah diraihnya. Ini merupakan kebangggaan tersendiri dalam hidupnya.
Pak Munir juga menyadari, bahwa kehidupan manusia itu terbatas. Terbatas kemampuan, terbatas usia. Dalam kesadaran akan segala keterbatasan itu, dia menggantungkan harapan kepada sang Kholiq. Dengan semboyan bekerja dan berdo’a, beliau tak pernah kendur semangatnya untuk selalu berusaha dan berbuat sesuatu yang baik, hanya mengaharapkan ridlo Allah, agar hidupnya dilindungi oleh Allah. Istrinya, anak-anaknya, keluarganya, amal-amalnya hartanya dari kemurkaan Allah. Tak terbersit sedikitpun dalam hatinya untuk menyimpang dari jalam kebenaran, apalagi berbuat sesuatu yang merugikan orang lain, itu menjadi pantangannya.

Pernah pada suatu saat beliau ingin menunaikan ibadah haji bersama istri. Biaya telah dipersiapkan sejak lama. Tapi Tuhan menghendaki lain, bersama dengan akan berangkaynya beliau untuk menunaikan ibadah haji, ada kebutuhan keluarga yang tak dapat ditunda, anaknya diterima dalam pekerjaan, ada juga yang masuk kuliah di perguruan tinggi, terpaksa keberangkatan Pak Munir di batalkan, sedang Bu Munir dipersilakan berangkat didampingi oleh keluarga yang lain.
Hal ini tidak menjadikan Pak Munir bersedih, bahkan beliau kona’ah mungkin ada hikmahnya. Beliaupun menerima keadaan itu dengan ikhlas, terus berusaha dan tetap mempunyai keinginan pada suatu saat nanti akan dapat menunaikan ibadah haji. Ternyata se pulang Istri dari ibadah haji, masih mempunyai sisa uang dan oleh sang istri diserahkan kepada pak Munir untuk bekal kelak menunaikan ibadah haji. Pak Munir pun sanggup dan uang itu segera digunakan untuk membeli tambahan sapi perah,agar dapat berkembang.
Semenjak istri kembali dari makkah, lembu-lembu piaraannya semakin bagus, susu perahnya semakin banyak didapatkan, jumlah sapipun bertambah pula. Kini beliau masih memiliki 8 ekor sapi, sedang yang sudah dijual untuk bermacam-macam keperluan keluarga ada kalau 12 ekor saja ( demikian menurut pernyataan bu Munir )
Usaha produksi susu perah yang dikerjakan oleh Pak Munir ini adalah usaha sambilan. karena belaiu mempunyai tugas di dinas sebagai seorang guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar. Usaha ini tidak mengurangi tugasnya sebagai seorang guru, dijalani sebelum dan sesudah tugas mengajar. Pak Munir guru yang rajin, tak melalaikan tugasnya, bahkan dapat dijadikan panutan
Inilah sosok seorang pegawai negeri yang berjiwa wiraswasta, dapat melakukan kegiatan usaha tanpa menggangu tugas dinasnya.
Setiap hari rata-rata beliau dapat memproduksi  10 Liter susu murni, perasan pagi dan sore. Jika harga pada saat ini harga susu murni Rp 2.000,- per liter, maka tiap hari beliau mendapat tambahan penghasilan Rp 20.000,-. Meskipun tidak terlalu besar tapi cukup untuk menambah income keluarga
Menurut beliau memelihara sapi perah tidak sulit, asal pemeliharaan dilakukan secara rutin, menjaga menu makanan secara teratur, sapinya sehat produksinya banyak dan lancar. Tentu saja jangan lupa bekerja sambil berdo’a
Tentang pemasaran hasil produksinya tidak ada kesulitan, bahkan banyak pesanan, pembeli datang sendiri. Jika pada suatu saat terpaksa harus dijual ke pasar, itupun banyak yang bersedia membelinya
Dalam dunia koperasi, dismping beliau adalah anggota KPRI KIPAS , beliau juga mendirikan paguyuban pemelihara sapi. Meskipun karena penyelewengan pengurusnya, paguyuban ini tersendat-sendat jalannya, itu tidak menjadi sebab mundurnya beliau dari paguyuban, beliau tetap mengajak teman-temannya untuk meneruskan usaha tersebut
Pak Munir memang sosok yang sederhana, tapi teguh didalam memegang prinsip-prinsip ajaran agama. Beliau tidak mau merugikan orang lain, gemar amar mak ruf nahi mungkar, suka menolong orang lain yang membutuhkan dan rajin bekerja menciptakan kemakmuran dalam kehidupan.
Inilah sekedar gamabaran sosok wira usaha, yang memahami arti kehidupan ini sebagai tempat dan kesempatan unrtuk berbakti baik dalam kegiatan ibadah khusus maupun dalam hidup bermasyarakat.
Kini beliau telah memasuki masa pensiun, mulai tanggal 6 Agustus tahun 2003. Beliau telah mengambil harta simpanannya di KPRI KIPAS sebanyak
- Pengembalian Simpanan Rp 1.621.100,-
- Santunan Pensiun Rp 626.600,-+
Jumlah Rp 2.247.700,-
Meskipun tidak begitu besar, tapi cukuplah untuk menambah modal pengembangan usaha susu perahnya. Semoga Allah SWT memberkatiNya