Senin, 12 Juli 2010

HIDUP BERMANFAAT

Nabi Muhammad saw dan Siti Khadijah adalah pasangan hidup yang menjadi uswatun khasanah bagi umat manusia, karena beliau adalah Nabi terakhir yang diangkat oleh Allah SWT untuk membimbing dan menyelamatkan kehidupan manusia hingga akhir zaman, Muhammad dan Siti Khatijah, sepasang suami istri yang ini lain lagi, meskipun bukan Nabi tapi mereka pengikut setia, dan senantiasa mengamalkan ajaran-ajaran Rasulullah. Nama lengkapnya Muhammad Munir, seorang mantan Guru Pendidikan Agama Islam di wilayah Prambanan, yang tinggal di sebuah dusun, kurang lebih 5 Km disebelah selatan Candi Prambanan. Tepatnya di dusun Dinginan, Sumberharja, Prambanan.
Muhammad Munir beristrikan Siti Khatijah,BA keduanya adalah Guru Agama Islam. Ibu Siti KhotijahBA bertugas di TK Nurul Huda Serut, Kabupaten Gunung Kidul  7 tahun lagi akan menjalani pensiun
Keluarga Muhammad Munir, termasuk keluarga yang bahagia, meskipun mereka hidup bersahaja. Putra-Putri ada 5 orang terdiri dari 3 laki-laki dan 2 orang perempuan Mereka adalah 1. Nur Hidayati ( Sudah berkeluarga berputra 1), 2. Nur Sidig Arianto ( berkeluarga putra 1 anggota TNI AU tinggal di Halim, Jakarta ), 3. Isnaini Herawati ( Kerja di sebuah LPK),4. Khoiruddin Wahyu Antoro ( masih Kuliah di UNY ), 5 Andi Rusdiyanto (anggota TNI AU di Bandung )
Keluarga Munir, khususnya yang laki-laki semua gemar berolahraga terutama badminton, jiwa sportifitasnya kuat, punya dedikasi tinggi dan memiliki tekad yang bulat dalam meraih cita-citanya tapi mereka bersifat rendah hati. Si bungsu Andi mencapai prestasi tertinggi dalam pendidikan di TNI AU, ketika diwisuda menjadi anggota TNI AU. Ini hasil tempaan Pak Munir, telah dapat dirasakan manfaatnnya. Motto kehidupan keluarga Pak Munir “ Jadikanlah dirimu bermanfaat bagi kehidupan ini “ Pada bulan Ramadhon, beliau sering memanfaatkan sebagian produksi sapi perahnya untuk ta’jilan agar tetangga kiri kanan dapat pula ikut merasakan betapa segar dan nikmatnya susu perah produksinya.
Rumah tangga Pak Munir dibangun sejak tahun 1976, pada saat ini telah berjalan selama  27 Tahun senantiasa rukun-rukun saja, mereka saling menyayangi, bahu membahu, berbagi suka dan duka dalam kebersamaan.Kuliahpun dalam rangka meningkatkan ilmu dan pengetahuan, mereka saling memberi kesempatan. Bu Munir pernah kulah di UNCOK, sampai sarjana muda, Pak Munir juga, tetapi terpaksa berhenti ditengah jalan karena terbentur biaya, akhirnya Pak Munir memilih kursus tehnik elektronika. Dari hasil kursusnuya itu kini beliau mempunyai keahlian elektronika dan dapat digunakan untuk membantu memperbaiki TV, Radio dll milik tetangga maupun siapa saja yang berkenan minta tolong kepadanya. Ini tentu saja, merupakan tambahan penghasilan keluarga meskipun tidak seberapa, tapi memiliki nilai dan kepuasan tersendiri. Dengan demikian merasakan manfaat ilmu yang dimiliki untuk berbakti sesuai dengan motto kehidupannya “Hidup Bermanfaat “
Mereka mempunyai raket rusakpun Pak Munir sanggup dan bersedia membantu memperbaikinya. Banyak kenalan, tetangga, teman sanak saudara datang membawa raket rusak kembali dalam keadaan baik, dapat digunakan lagi karena jasa tangan trampil Pak Munir agar kehidupannnya lebih bermanfaat.
Banyak hal yang dilakukan oleh Pak Munir dalam melaksanakan darma baktinya dalam kehidupannya, semua dilakukan dengan ikhlas dan berkualitas, pantaslah Allah memberikan rezeki kepada keluarga Pak Munir karena jerih payah tersebut.
Jiwa wiraswasta ada pada dirinya, meskipun suami istri sudah punya penghasilan tetap sebagai PNS golongannya pun cukup tinggi, namun tetap saja mau berusaha lain, manfaatkan waktu-waktu diluar jam dinasnya untuk berkarya. Itu semua di jalani dengan senang hati, sehingga tidak terasa membebani bahkan menjadi semacam hobi, inilah sisi-sisi kebahagiaan yang dirasakan sebagai seorang hamba Allah yang merasa mempunyai hak untuk menikmati, indah dan lezatnya hidup di dunia. Lebih-lebih ketika berada dilapangan badminton, apalagi beliau mewakili organisasi atau intansi untuk menggapai prestasi, beliau melakukan dengan sungguh-sungguh sehingga tidak sedikit prestasi olah raga yang telah diraihnya. Ini merupakan kebangggaan tersendiri dalam hidupnya.
Pak Munir juga menyadari, bahwa kehidupan manusia itu terbatas. Terbatas kemampuan, terbatas usia. Dalam kesadaran akan segala keterbatasan itu, dia menggantungkan harapan kepada sang Kholiq. Dengan semboyan bekerja dan berdo’a, beliau tak pernah kendur semangatnya untuk selalu berusaha dan berbuat sesuatu yang baik, hanya mengaharapkan ridlo Allah, agar hidupnya dilindungi oleh Allah. Istrinya, anak-anaknya, keluarganya, amal-amalnya hartanya dari kemurkaan Allah. Tak terbersit sedikitpun dalam hatinya untuk menyimpang dari jalam kebenaran, apalagi berbuat sesuatu yang merugikan orang lain, itu menjadi pantangannya.

Pernah pada suatu saat beliau ingin menunaikan ibadah haji bersama istri. Biaya telah dipersiapkan sejak lama. Tapi Tuhan menghendaki lain, bersama dengan akan berangkaynya beliau untuk menunaikan ibadah haji, ada kebutuhan keluarga yang tak dapat ditunda, anaknya diterima dalam pekerjaan, ada juga yang masuk kuliah di perguruan tinggi, terpaksa keberangkatan Pak Munir di batalkan, sedang Bu Munir dipersilakan berangkat didampingi oleh keluarga yang lain.
Hal ini tidak menjadikan Pak Munir bersedih, bahkan beliau kona’ah mungkin ada hikmahnya. Beliaupun menerima keadaan itu dengan ikhlas, terus berusaha dan tetap mempunyai keinginan pada suatu saat nanti akan dapat menunaikan ibadah haji. Ternyata se pulang Istri dari ibadah haji, masih mempunyai sisa uang dan oleh sang istri diserahkan kepada pak Munir untuk bekal kelak menunaikan ibadah haji. Pak Munir pun sanggup dan uang itu segera digunakan untuk membeli tambahan sapi perah,agar dapat berkembang.
Semenjak istri kembali dari makkah, lembu-lembu piaraannya semakin bagus, susu perahnya semakin banyak didapatkan, jumlah sapipun bertambah pula. Kini beliau masih memiliki 8 ekor sapi, sedang yang sudah dijual untuk bermacam-macam keperluan keluarga ada kalau 12 ekor saja ( demikian menurut pernyataan bu Munir )
Usaha produksi susu perah yang dikerjakan oleh Pak Munir ini adalah usaha sambilan. karena belaiu mempunyai tugas di dinas sebagai seorang guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar. Usaha ini tidak mengurangi tugasnya sebagai seorang guru, dijalani sebelum dan sesudah tugas mengajar. Pak Munir guru yang rajin, tak melalaikan tugasnya, bahkan dapat dijadikan panutan
Inilah sosok seorang pegawai negeri yang berjiwa wiraswasta, dapat melakukan kegiatan usaha tanpa menggangu tugas dinasnya.
Setiap hari rata-rata beliau dapat memproduksi  10 Liter susu murni, perasan pagi dan sore. Jika harga pada saat ini harga susu murni Rp 2.000,- per liter, maka tiap hari beliau mendapat tambahan penghasilan Rp 20.000,-. Meskipun tidak terlalu besar tapi cukup untuk menambah income keluarga
Menurut beliau memelihara sapi perah tidak sulit, asal pemeliharaan dilakukan secara rutin, menjaga menu makanan secara teratur, sapinya sehat produksinya banyak dan lancar. Tentu saja jangan lupa bekerja sambil berdo’a
Tentang pemasaran hasil produksinya tidak ada kesulitan, bahkan banyak pesanan, pembeli datang sendiri. Jika pada suatu saat terpaksa harus dijual ke pasar, itupun banyak yang bersedia membelinya
Dalam dunia koperasi, dismping beliau adalah anggota KPRI KIPAS , beliau juga mendirikan paguyuban pemelihara sapi. Meskipun karena penyelewengan pengurusnya, paguyuban ini tersendat-sendat jalannya, itu tidak menjadi sebab mundurnya beliau dari paguyuban, beliau tetap mengajak teman-temannya untuk meneruskan usaha tersebut
Pak Munir memang sosok yang sederhana, tapi teguh didalam memegang prinsip-prinsip ajaran agama. Beliau tidak mau merugikan orang lain, gemar amar mak ruf nahi mungkar, suka menolong orang lain yang membutuhkan dan rajin bekerja menciptakan kemakmuran dalam kehidupan.
Inilah sekedar gamabaran sosok wira usaha, yang memahami arti kehidupan ini sebagai tempat dan kesempatan unrtuk berbakti baik dalam kegiatan ibadah khusus maupun dalam hidup bermasyarakat.
Kini beliau telah memasuki masa pensiun, mulai tanggal 6 Agustus tahun 2003. Beliau telah mengambil harta simpanannya di KPRI KIPAS sebanyak
- Pengembalian Simpanan Rp 1.621.100,-
- Santunan Pensiun Rp 626.600,-+
Jumlah Rp 2.247.700,-
Meskipun tidak begitu besar, tapi cukuplah untuk menambah modal pengembangan usaha susu perahnya. Semoga Allah SWT memberkatiNya

0 komentar: